Kamis, Desember 30, 2010

Kasus Hartoyo sebagai Manajer

Contoh Kasus Hartoyo sebagai Manajer

Hartoyo sebagai Manajer

Drs. Hartoyo telah menjadi Manajer tingkat menengah dalam departemen produksi suatu perusahaan kurang lebih 6 bulan. Hartoyo bekerja pada perusahaan setelah dia pensiun dari tentara. Semangat kerja departemennya rendah sejak dia bergabung dalam perusahaan. Beberapa dari karyawan menunjukkan sikap tidak puas dan agresif.

Pada jam istirahat makan siang, Hartoyo bertanya pada Drs. Abdul Halim, Ak., manajer departemen keuangan, apkah dia mengetahui tentang semangat kerja yang rendah dalam departemen produksi. Abdul Halim menjawab bahwa dia telah menjawab secara informal melalui komunikasi “grapevine”, bahwa para karyawan Hartoyo merasa tidak senang dalam pengambilan semua keputusan yang dibuat sendiri olehnya. Dia (Hartoyo) menyatakan, “Dalam tentara, saya membuat semua keputusan untuk bagian saya, dan semua bawahan mengharapkan saya utuk berbuat seperti itu.”

Pertanyaan Kasus :

1. Gaya kepemimpinan macam apa yang digunakan oleh Hartoyo? Bagaimana keuntungan dan kelemahannya? Bandingkan motivasi bawahan Hartoyo sekarang dan dulu sewaktu di tentara.
2. Konsekuensinya apa, bila Hartoyo tidak dapat merubah gaya kepemimpinannya? Apa saran saudara bagi perusahaan, untuk merubah keadaan?

Solusi pertanyaan kasus:

1. Gaya kepemimpinan macam apa yang digunakan oleh Hartoyo?
Jawab : gaya kepemimpinan yang digunakan Hartoyo yakni gaya kepemimpinan yang sedikit arogan dan juga Hartoyo bersifat “one way leader” / kepemimpinanan satu arah.

Bagaimana keuntungan dan kelemahannya?
Jawab : Keuntungannya :
>> bawahan hanya menerima instruksi tunggal dari atasan.
>> bawahan mengerjakan setiap perintah atasan dan tidak usah memikirkan masalah yang timbul akibatnya.
>> bawahan hanya berperan memegang tanggung jawab yang kecil.
Kelemahannya :
>> bawahan menjadi tidak dapat mengekspresikan pendapatnya.
>> terjadinya kesenjangan dan ketidak kompakkan antara bawahan dan atasan dalam mencapai satu tujuan, yakni membangun perusahaan kea rah yang lebih baik.
>> antara setiap divisi di perusahaan untuk menjalin kerjasama menjacapai satu tujuan menjadi tidak signifikan dan cenderung berjalan sendiri-sendiri dan salah arah.
>> komunikasi antar bawahan-atasan sangat sulit sekali, sehingga apa yang bawahan alami yang seharussnya dapat diatasi oleh atasan dengan mudah tidak dapat terjadi.

Bandingkan motivasi bawahan Hartoyo sekarang dan dulu sewaktu di tentara!
Jawab : motivasi bawahan dulu yakni mengikuti semua perintah yang diberikan atasan tanpa harus memikirkan “efek samping” selanjutnya, karena bawahan beranggapan bahwa atasan selalu memiliki & memilih keputusan yang terbaik untuk setiap bawahan yang dipimpinnya sedangkan motivasi sekarang yakni menjalin kerjasama dan komunikasi yang baik antar bawahan dengan atasan agar tujuan bersama dalam suatu divisi di perusahaan dapat terlaksana dengan baik.


2. Konsekuensinya apa, bila Hartoyo tidak dapat merubah gaya kepemimpinannya?

Jawab : yakni kelangsungan hidup divisi produksi dalam perusahaan yang ia pimpin semakin lama semakin tak terkendali, dan masa depan divisi tersebut menjadi suram dan jauh dari apa yang diharapkan tujuan perusahaan sebagaimana mestinya.

Apa saran saudara bagi perusahaan, untuk merubah keadaan?
Jawab : seharusnya Hartoyo merubah gaya kepemimpinannya sewaktu ia menjadi tentara, karena dalam perusahaan selain skill, komunikasi serta kerjasama yang baik sangat diperlukan. Karena disini kita tidak mengambil keputusan dengan semaunya dan tidak main hakim sendiri, kita disini bekerja secara bersama & berkelompok, dan sudah semestinya kita pun harus mewujudkan tujuan membawa divisi yang kita pimpin ini jauh lebih baik ke depannya secara bersama-sama pula dengan cara menghargai setiap pendapat bawahan dan mau menerima saran serta kritik yang diberikan bawahan kepada kita, karena tanpa mereka kita bukanlah apa-apa.

0 comments:

Posting Komentar