Sabtu, Mei 29, 2010

Pearls of Love Kahlil Gibran

Pearls of Love Kahlil Gibran

Cinta adalah seorang tuan rumah yang penuh kasih sayang kepada para tamunya walaupun bagi rumahnya yang tak diharapkan merupakan sebuah khayalan dan penghinaan. (Kahlil Gibran)
#########

Aku adalah tarikan nafas lautan. Aku adalah air mata langit. Aku adalah senyuman bumi. Begitu juga Cinta adalah tarikan nafas dari lautan perasaan, air mata langit, dan senyuman dari bumi sang jiwa. (Kahlil Gibran)
#########

Dalam kesunyian malam, ketika hantu malam memeluk semua ciptaan, aku melihat segala sesuatu, kadang-kadang bernyanyi, dan berbisik. Kesediaan adalah aku, karena menatap malam telah membuatku sia-sia. Tetapi aku seorang pencinta, dan aroma cinta adalah kesadaran.(Kahlil Gibran)
#########

Cinta ibarat air abadi, yang selalu mengalirkan kesegaran bagi jiwa-jiwa dahaga. Bagaikan anggur nikmat yang manis di bibir menghangatkan badan, tetapi tidak jarang juga memabukkan.(Kahlil Gibran)
#########

Seorang yang buta, sambil mengetokkan tongkatnya ke tanah dan dengan menangis dia berkata: “Cinta adalah kabut yang tebal, yang menyelimuti jiwa pada semua sisinya dan menyelubungi gambaran keberadan dirinya – atau yang membuatnya hanya melihat hantu dari nafsunya yang berkelana di antara batu karang, tuli terhadap suara-suara dan tangisnya sendiri yang menggema di lembahlembah.”( Kahlil Gibran)
#########


Hakikat cinta adalah rintihan panjang yang dikeluhkan oleh lautan perasaan kasih sayang. Ia adalah cucuran air mata kepedihan langit pikiran. Ia adalah senyuman ceria kebun-kebun bunga jiwa.(Kahlil Gibran)
#########

Derita yang menyertai cinta, penciptaan, dan tanggung jawab, juga mendatangkan kegembiraan.(Kahlil Gibran)
#########

Cinta adalah sarana untuk memahami dua jiwa. Ia bukan kata yang datang dari bibir dan lidah yang membawa hati bersama-sama. Tidak ada yang lebih besar dan suci daripada apa yang diucapkan mulut. Dia memancarkan jiwa kita, bisikkan buat hati kita. Dan membawa keduanya bersama-sama.(Kahlil Gibran)
#########

Cinta adalah satu-satunya kebebasan di dunia, karena cinta membangkitkan semangat yang hukumhukum kemanusiaan dan gejala-gejala alami pun tak bias mengubah perjalanannya.(Kahlil Gibran)
#########

Siapa diantara kamu yang tidak merasakan bahwa kekuatan untuk mencintai adalah tanpa batas? Dan bukanlah waktu sebagaimana halnya cinta tak terbagi dan tak mengenal ruang.(Kahlil Gibran)
#########

Cinta yang dikejar dengan nywa seperti semak belukar tak berbuah. Hanya cinta yang utuh, seperti derita jiwa yang menggejolak, akan menghidupkan dan mengangkat hati kepada pemahaman. Ketika disalahgunakan, ia adalah bibik penderitaan dan sumber malapetaka kegelapan. Bila kemanusiaan hendak membimbng barisan cinta menuju ranjang kehendak yang tak dapat dipercaya, dari sana cinta akan tersungkur jatuh. Cinta adalah seekor burung yang cantik, meminta untuk ditangkap tapi menolak
untuk disakiti.(Kahlil Gibran)
#########

Cinta adalah sebuah misteri suci. Bagi mereka yang mencinta, ini mengingatkan selamanya tanpa katakata; tapi bagi mereka yang tak mencinta, ini tidak lain hanyalah lelucon tanpa hati.(Kahlil Gibran)
#########

Jumat, Mei 28, 2010

Manfaat Cuka Untuk Bersih-Bersih

Manfaat Cuka Untuk Bersih-Bersih

Bahan-bahan kimia kerap kali membawa akibat buruk bagi kesehatan. Jika urusan bersih-bersih, ada satu bahan alami yang dapat Anda pakai, yaitu cuka. Bahan alami ini, yang dapat Anda temukan dengan mudah di supermarket ini sangat berguna untuk urusan bersih-bersih, menghilangkan bau dan pembunuh bakteri.
Untuk menyelesaikan urusan rumah tangga dengan menggunakan vinegar, biasanya dibutuhkan beberapa bahan lain yang juga non toxin, seperti garam (menghilangkan noda), baking soda (menghilangkan bau), hydrogen peroxide (pembunuh kuman). Tapi ingat jangan mencampur langsung cuka dengan bahan berbahan ammonia, karena dapat menghasilkan uang yang berbahaya. Ada banyak kegunaan cuka untuk urusan bersih-bersih, yaitu :



• Membersihkan Baju Bayi- Tambahkan satu cangkir cuka yang sudah disaring ke air bilasan yang terakhir kali. Cara ini akan membantu menghilangkan asam pipis bayi dan juga residu sabun yang tertinggal di pakaian, membuat pakaian lebih lembut dan segar.

• Bahan Pencuci Ajaib - Pakaian yang dicuci akan lebih bersih jika pada bilasan paling akhir ditambahkan satu cangkir cuka. Kandungan asam dalam cuka cukup lembut jadi tidak akan merusak kain, tapi cukup kuat untuk mengalahkan kandungan alkali dalam sabun.

• Menghilangkan Bekas Deodorant - Bekas deodorant biasanya meninggalkan bekas putih di bagian ketiak, cuka dapat mengatasi masalah ini. Kucek bagian yang membekas ini dengan cuka putih, lalu cuci seperti biasa.

• Mempertahankan Warna - Untuk mencegah warna pakaian tidak cepat pudar, rencam pakaian berwarna cerah selama beberapa menit dengan cuka putih sebelum dicuci.

• Membersihkan dan Menghilangkan Bau Tempat Sampah - Tempat sampah bisa tetap bersih dan bebas bau dengan es cuka. Es cuka ini dibuat dengan cara mencampur air dan cuka lalu masukan cetakan es, setelah itu bekukan. Masukan campuran ini ke tempat sampah, lalu siram dengan air dingin, diamkan selama beberapa menit, lalu bersihkan.

• Membersihkan Seterika - Permukaan seterika yang hangus juga dapat diatasi dengan cuka. Campurkan cuka putih dan garam secukupnya, lalu panaskan di panci kecil. Ulaskan campuran ini di permukaan seterika yang dingin untuk menghilangkan bagian yang menghitam atau gosong.

• Membersihkan Kulkas - Campurkan air dan cuka dalam ukuran seimbang untuk mengelap kulkas.

Kebudayaan yang berkembang di Indonesia

Macam-macam tradisi khusus yang sering dilakukan oleh masyarakat di Indonesia, antara lain :

Kumpul Keluarga

Kumpul keluarga ini merupakan salah satu tradisi khas bangsa Indonesia, biasanya kumpul keluarga diadakan saat hari-hari besar seperti Idul Fitri, Malam Takbiran (malam sebelum hari raya Idul Fitri tiba), Idul Adha, Natal ataupun Malam Tahun Baru. Disini semua kelurga berkumpul meluapkan suka duka yang selama ini mereka alami, disini juga merupakan ajang untuk saling mengenal satu sama lain antar keluarga besar.

Mengunjungi Orang Tua / Silaturahmi

Mengunjungi Orang tua / bersilaturahami merupakan suatu kewajiban anak kepada orang tuanya yang masih hidup, khususnya bagi mereka yang tinggal jauh dari orangtua, untuk mencari pekerjaan. Ini merupakan perbuatan yang amat mulia bagi orangtua, karena selain bisa menyenangkan hati orangtua, kita juga dapat membalas jasa yang selama ini orangtua kita telah korbankan demi masa depan anaknya. 



Mengunjungi sanak Saudara / Keluarga
 
Berkunjung ke tempat sanak saudara / keluarga juga menjadi salah satu kebiasaan masyarakat Indonesia, selain untuk bersilaturrahmi, ini dimaksudkan juga untuk membantu sanak saudara yang sedang mengalami musibah / sakit, karena kalau bukan dengan keluarga, dengan siapa lagi kita meminta pertolongan.


Hajatan / Pesta Keluarga

Saat ini merupakan saat yang paling indah yang dilakukan oleh keluarga besar, karena di saat moment seperti inilah yang ditunggu-tunggu oleh sanak keluarga, dalam acara ini sanak keluarga yang tinggal jauh akan berbaur menjadi satu berkumpul menjadi sebuah keluarga besar yang harmonis, eyang, om, tante, ayah, ibu, cucu, hingga cicit pun akan saling berkomunikasi dan saling bertukar informasi kepada sesamanya.

Menyantuni Fakir Miskin

Kebiasaan ini kerap kali dilakukan orang masyarakat Indonesia yang telah memiliki kecukupan rezeki yang diterima, hal ini ditunjukkan karena rasa syukur atas rezeki yang selama ini diterimanya, dan agar selalu berkah dan dimudahkan oleh Allah disetiap mancari rezeki yang halal.

Manusia dan Kebudayaan

Manusia dan Kebudayaan 

Manusia (Human)
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup (living organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. Tatkala seoang bayi lahir, ia merasakan perbedaan suhu dan kehilangan energi, dan oleh kaena itu ia menangis, menuntut agar perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu tergantikan. Dari sana timbul anggapan dasar bahwa setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of discrimination) dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan.


Oleh karena itu lingkungan mempunyai pengaruh besar terhadap manusia itu sendiri, hal ini dapat dilihat pada gambar siklus hubungan manusia dengan lingkungan sebagai berikut:

Siklus Hubungan Manusia
Gambar di atas menggambarkan bahwa lingkungan dan manusia atau manusia dan lingkungan merupakan hal yang tak terpisahkan sebagai ekosistem, yang dapat dibedakan mejadi:
- Lingkungan alam yang befungsi sebagai sumber daya alam
- Lingkungan manusia yang berfungsi sebagai sumber daya manusia
- Lingkungan buatan yang berfungsi sebagai sumber daya buatan

Manusia pada dasarnya adalah makhluk budaya yang harus membudayakan dirinya. Manusia sebagai makhluk budaya mampu melepaskan diri dari ikatan dorongan nalurinya serta mampu menguasai alam sekitarnya dengan alat pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini berbeda dengan binatang sebagai makhluk hidup yang sama-sama makhluk alamiah dengan manusia dia tidak dapat melepaskan dari ikatan dorongan nalurinya dan terikat erat oleh alam sekitarnya.

Istilah kebudayaan berasal dari kata budh berasal dari bahasa Sansekeerta. Dari kata budh ini kemudian dibentuk kata budhayah yang artinya bangun atau sadar. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah culture.

Havinghust dan Neugarten menyatakan bahwa kebudayaan dapat didefinisikan sebagai cara bertingkah laku, etiket, bahasa, kebiasaan, kepercayaan agama dan moral, pengetahuan, sikap dan nilai-nilai yang merupakan hasil karya manusia seperti halnya bermacam-macam benda termasuk di dalamnya alat-alat teknologi. Dari pendapat ini dapat kita ketahui bahwa kebudayaan dapat berujud tingkah laku, hal-hal yang berupa rohaniah dapat pula berupa barang-barang material.

Driyarkara S.Y. (pengasuh Majalah Basisi, 1980,p-83-84) menjelaskan bahwa kebudayaan dalam arti yang luas mempunyai empat segi atau empat aspek. Empat aspek itu adalah :

  1. Aspek ekonomi, dalam aspek ini manusia dengan tangannya mengubah barang-barang tertentu menjadi suatu barang yang berguna bagi manusia.
  2. Aspek teknik, dalam aspek ini manusia dengan menggunakan tangan-tangan dan kemungkinan-kemungkinan serta sifat-sifat yang ada pada barang tertentu, hukum-hukum yang ada dalam barang-barang tertentu dari benda-benda alam disusun menjadi sesuatu hal yang baru dan bernilai tambah.
  3. Kebudayaan dalam arti khas dan sempit, juga dalam mengubah barang-barang itu manusia mengekspresikan dirinya, sebagai contoh: mengubah atau mengolah tanah liat menjadi patung yang menimbulkan rasa baru dan menggetarkan jiwa manusia atau mengekspresikan diri dan budinya pada patung tersebut.
  4. Aspek penghalusan atau sivillasi, aspek ini merupakan lanjutan dari aspek ketiga diatas. Dalam aspek ini manusia dengan mengekspresikan dirinya, manusia berusaha untuk mencari hal-hal yang lebih halus, enak, lincah dan licin sehingga hidupnya dapat meluncur mudah.

Kaitan antara pendidikan dan kebudayaan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan, pendidikan adalah bagian integral dari kebudayaan. Dengan kata lain pendidikan adalah proses pembudayaan manusia. Karena kebudayaan merupakan hasil budi daya manusia. Hasil budi daya itu tidak hanya berupa hasil pembudayaan manusia yang disebut hasil pendidikan.
Hasil budi daya manusia itu dipengaruhi oleh berbagai faktor. Oleh karena itu ada bermacam-macam budaya. Adanya macma-macam budaya itu dapat menjadi motivasi persatuan dan perpecahan serta dapat juga dipergunakan sebagai inspirasi dan motivasi pembangunan bangsa Indonesia.

Oleh karena itu pendidikan digunakan untuk mentransformasikan nilai budaya bangsa Indonesia dalam rangka mengembangkan budaya Indonesia. Pengembangan kebudayaan harus berorientasi pada Pancasila, UUD 1945 dan GBHN (dahulu sebelum revormasi, sekarang, "?")

Pengembangan pendidikan dan kebudayaan hanya dapat berjalan dengan baik jika sekolah dijadikan pusat kebudayaan. Sekolah dapat menjadi pusat kebudayaan jika dapat meningkatkan mutu pendidikan, dapat menciptakan masyarakat belajar, dapat menjadi teladan bagi masyarakat sekitarnya dan dapat membentuk manusia Indonesia seutuhnya.

Budaya (Culture)
Kata budaya merupakan bentuk majemuk kata budi-daya yang berarti cipta, karsa, dan rasa. Sebenarnya kata budaya hanya dipakai sebagai singkatan kata kebudayaan, yang berasal dari Bahasa Sangsekerta budhayah yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Budaya atau kebudayaan dalam Bahasa Belanda di istilahkan dengan kata culturur. Dalam bahasa Inggris culture. Sedangkan dalam bahasa Latin dari kata colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan tanah (bertani). Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam.

Definisi budaya dalam pandangan ahli antropologi sangat berbeda dengan pandangan ahli berbagai ilmu sosial lain. Ahli-ahli antropologi merumuskan definisi budaya sebagai berikut:

E.B. Taylor: 1871 berpendapat bahwa budaya adalah: Suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari manusia sebagai anggota masyarakat.

Sedangkan Linton: 1940, mengartikan budaya dengan: Keseluruhan dari pengetahuan, sikap dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu.
Adapun Kluckhohn dan Kelly: 1945 berpendapat bahwa budaya adalah: Semua rancangan hidup yang tercipta secara historis, baik yang eksplisit maupun implisit, rasional, irasional, yang ada pada suatu waktu, sebagai pedoman yang potensial untuk perilaku manusia

Lain halnya dengan Koentjaraningrat: 1979 yang mengatikan budaya dengan: Keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.

Berdasarkan definisi para ahli tersebut dapat dinyatakan bahwa unsur belajar merupakan hal terpenting dalam tindakan manusia yang berkebudayaan. Hanya sedikit tindakan manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang tak perlu dibiasakan dengan belajar.

Dari kerangka tersebut diatas tampak jelas benang merah yang menghubungkan antara pendidikan dan kebudayaan. Dimana budaya lahir melalui proses belajar yang merupakan kegiatan inti dalam dunia pendidikan.

Selain itu terdapat tiga wujud kebudayaan yaitu :
  • Wujud pikiran, gagasan, ide-ide, norma-norma, peraturan,dan sebagainya. Wujud pertama dari kebudayaan ini bersifat abstrak, berada dalam pikiran masing-masing anggota masyarakat di tempat kebudayaan itu hidup.
  • Aktifitas kelakuan berpola manusia dalam masyarakat. Sistem sosial terdiri atas aktifitas-aktifitas manusia yang saling berinteraksi, berhubungan serta bergaul satu dengan yang lain setiap saat dan selalu mengikuti pola-pola tertentu berdasarkan adat kelakuan. Sistem sosial ini bersifat nyata atau konkret;
  • Wujud fisik, merupakan seluruh total hasil fisik dari aktifitas perbuatan dan karya manusia dalam masyarakat.
Kebudayaan dapat didefinisikan sebagai suatu keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi tingkah lakunya. Suatu kebudayaan merupakan milik bersama anggota suatu masyarakat atau suatu golongan sosial, yang penyebarannya kepada anggota-anggotanya dan pewarisannya kepada generasi berikutnya dilakukan melalui proses belajar dan dengan menggunakan simbol-simbol yang terwujud dalam bentuk yang terucapkan maupun yang tidak (termasuk juga berbagai peralatan yang dibuat oleh manusia). Dengan demikian, setiap anggota masyarakat mempunyai suatu pengetahuan mengenai kebudayaannya tersebut yang dapat tidak sama dengan anggota-anggota lainnya, disebabkan oleh pengalaman dan proses belajar yang berbeda dan karena lingkungan-lingkungan yang mereka hadapi tidak selamanya sama.

Tinjauan Ilmu Budaya Dasar

Tinjauan Ilmu Budaya Dasar

Ilmu Budaya Dasar adalah salah satu mata kuliah yang membicarakan tentang nilai-nilai, kebudayaan, dan berbagai macam masalah yang di hadapi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan mutu sistem pendidikan kita, salah satunya pada tingkat perguruan tinggi dan juga bermanfaat untuk memperbaiki ruang lingkup manusia-manusia yang spesialis agar lebih berpandangan luas. Kegunaan mata kuliah ini diharapkan agar interelasi antara intelektuil kita lebih sering dengan akibat yang positif bagi pembangunan negara kita pada umumnya dan perbaikan pendidikan pada khususnya. Dan juga mata kuliah ini diharapkan agar dapat menjadi semacam “lingua franca” bagi para akademis dari berbagai lapangan ilmiah. Jadi, dengan mempelajari mata kuliah ini diharapkan para akademis dapat lebih lancar berkomunikasi sehingga akan memperlancar pula pelaksanaan pembangunan dalam berbagai bidang yang ditangani oleh para cendikiawan dari berbagai lapangan keahlian itu.


Dengan mendapat mata kuliah Ilmu Budaya Dasar, manusia diharapkan nantinya mempunyai latar belakang pengetahuan yang cukup luas tentang kebudayaan Indonesia pada umumnya dan menimbulkan minat untuk mengembangkan kebudayaan dengan kreatif sndiri pada khususnya. Jadi, secara singkat dapat dikatakan bahwa setelah mendapat mata kuliah ini manusia diharapkan memperlihatkan :
  • Minat dan kebiasaan menyelidiki apa-apa yang ada di sekitarnya dan di luar lingkungannya, menelaah apa yang dikerjakannya sendiri dan mengapa. 
  • Kesadaran akan pola-pola nilai yang dianutnya dan bagaimana hubungan nilai-nilai dengan cara hidupnya sendiri-sendiri.
  • Keberanian moral untuk mempertahankan nilai-nilai yang dirasanya telah dapat diterimanya dengan penuh tanggung jawab.
Latar belakang IBD dalam konteks budaya, negara, dan masyarakat Indonesia, berkaitan dengan permasalahan sebagai berikut :

Kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dengan segala keanekaragaman budaya yang tercermin yang biasanya tidak lepas dari ikatan-ikatan primordial, kesukuan, dan kedaerahan
Proses pembangunan yang sedang berlangsung dan terus-menerus menimbulkan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusia pun terkena pengaruhnya, antara lai n timbul konflik dalam kehidupan

Kemajuan IPTEK menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakannya. Adapun dampak negatif teknologi yaitu manusia akan menjadi resah dan gelisah.

Kamis, Mei 06, 2010

Kekayaan BATIK Java Island

Kekayaan BATIK Java Island

Batik (atau kata Batik) berasal dari bahasa Jawa amba yang berarti menulis dan titik. Kata batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan malam (wax) yang diaplikasikan ke atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna (dye), atau dalam Bahasa Inggrisnya wax-resist dyeing.

Batik Banten
Mengenai asal muasal dari batik banten. Dimulai di tahun 2002, ketika Bapak Uke Kurniawan, SE, seorang mantan pejabat Dinas Pekerjaan Umum dan salah seorang arkeolog yang banyak sekali meneliti dan menulis tentang banten, Bpk (alm) Hasan M. Ambary mencoba untuk memperkenalkan ragam hias yang di dapat selama penelitian arkeologi di situs banten lama. Dari hasil penelitian tersebut, ditemukan lebih kurang 75 ragam hias. Untuk lebih memperkenalkan ragam hias tersebut, dipilihlah media batik sebagai sarana yang paling mudah untuk memasyarakat. Sampai sekarang ini, sudah lebih dari 50 ragam hias yang dituangkan dalam bentuk kain batik, bahkan 12 diantaranya telah dipatenkan di tahun 2003. 


Masing masing motif batik tersebut juga diberikan nama nama khusus yang diambil dari nama tempat, bangunan, maupun ruang dari situs Banten Lama dan juga dari nama gelar di masa Kesultanan Banten. Motif yang mengambil nama tempat diantaranya adalah : Pamaranggen (tempat tinggal pembuat keris), Pancaniti (Bangsal tempat Raja menyaksikan prajurit berlatih), Pasepen (Tempat Raja bermeditasi), Pajantren (Tempat tinggal para penenun), Pasulaman (Tempat tinggal pengrajin sulaman), Datulaya (tempat tinggal pangeran), Srimanganti (tempat raja bertatap muka dengan rakyat), Surosowan (Ibukota Kesultanan Banten). Motif yang mengambil nama gelar diantaranya : Sabakingking (gelar dari Sultan Maulana Hasanudin), Kawangsan (berhubungan dengan Pangeran Wangsa), Kapurban (berhubungan dengan gelar Pangeran Purba), Mandalikan (berhubungan dengan Pangeran Mandalika)

Batik Betawi, Jakarta
Pembatikan baju batik di Jakarta dikenal dan berkembangnya bersamaan dengan daerah-daerah pembatikan busana batik lainnya yaitu kira-kira akhir abad ke-XIX. Pembatikan baju batik ini dibawa oleh pendatang-pendatang dari Jawa Tengah dan mereka bertempat tinggal kebanyakan didaerah-daerah pembatikan busana batik. Daerah pembatikan model batik yang dikenal di Jakarta tersebar didekat Tanah Abang yaitu: Karet, Bendungan Ilir dan Udik, Kebayoran Lama, dan daerah Mampang Prapatan serta Tebet.

Motif dan proses batik Jakarta sesuai dengan asal buruhnya didatangkan yaitu: Pekalongan, Yogya, Solo dan Banyumas. Bahan-bahan baku batik yang dipergunakan ialah hasil tenunan sendiri dan obat-obatnya hasil ramuan sendiri dari bahan-bahan kayu mengkudu, pace, kunyit dan sebagainya. Batik Jakarta sebelum perang terkenal dengan batik kasarnya warnanya sama dengan batik Banyumas. Sebelum perang dunia kesatu bahan-bahan baku cambric sudah dikenal dan pemasaran hasil produksinya di Pasar Tanah Abang dan daerah sekitar Jakarta.

Batik Tanah Pasundan, Jawa Barat

Batik Cirebon

Motif Megamendung yang digunakan oleh masyarakat Cirebon sebagai motif dasar batik sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia pecinta batik, begitupula bagi masyarakat pecinta batik di luar negeri. Bukti ketenaran motif Megamendung berasal dari kota Cirebon pernah dijadikan sebagai cover sebuah buku batik terbitan luar negeri yang berjudul Batik Design karya Pepin Van Roojen bangsa Belanda.

Sejarah timbulnya motif Megamendung yang diadopsi oleh masyarakat Cirebon yang diambil dari berbagai macam buku dan literature selalu mengarah pada sejarah kedatangan bangsa China yang datang ke wilayah Cirebon. Tercatat dengan jelas dalam sejarah bahwa Sunan Gunungjati menikahi Ratu Ong Tien dari negeri China. Beberapa benda seni yang dibawa dari negeri China diantaranya adalah keramik, piring, kain yang berhiasan bentuk awan. Bentuk aan dalam beragam budaya melambangkan dunia atas bilamana diambil dari faham Taoisme. Bentuk awan merupakan gambaran dunia luas, bebas dan mempunyai makna transidental (Ketuhanan). Konsep mengenai awan ini juga berpengaruh pada dunia kesenirupaan Islam pada abad 16 yang digunakan oleh kaum Sufi untuk ungkapan dunia besar atau alam bebas.

Batik Paseban Kuningan
Batik Paseban Cigugur Kuningan, keberadaannya semakin menampakan jati dirinya. Selama enam tahun sebuah penelusuran yang panjang dilakukan oleh P.Djatikusumah untuk menghidupkan kembali warisan leluhurnya.

Pangeran Djatikusumah melakukan penelusuran batik Paseban yang dianggap punah. lewat pendalaman jiwa seninya yang ditemukan melalui ukir dan relief . Jika dicermati batik Paseban memiliki karakter yang berbeda dengan batik yang telah ada di Jawa Barat, khususnya Garut dan Cirebon yang terkenal dengan motif Wadasan
Motif-moif yang telah direproduksi dari hasil penggaliannya diantaranya, Mayang Segara, Geger Sunten, Oyod Minggang, Aduh Manis,Rereng Pwah Aci, Sekar Galuh dan Rereng Kujang

Batik Garutan, Batik asli GARUT
Di Garut misalnya berkembang motif batik garutan. Motif ini tentu saja berkembang karena pengaruh lingkungan sosial budaya, falsafah hidup, dan adat istiadat orang Sunda. Dengan demikian, motif batik garutan adalah cerminan kehidupan sosial masyarakat Garut dari masa ke masa.
Motif batik garutan umumnya menghadirkan ragam hias datar, bentuk-bentuk geometrik. Bentuk-bentuk geometrik ini mengarah secara diagonal, bentuk kawung, atau belah ketupat. Ada pula motif-motif yang mengambil pola bentuk-bentuk flora dan fauna. Sementara warna yang digunakan dalam batik garutan umumnya warna cerah, seperti krem, merah, hijau, dan kuning. Motif-motif yang khas garutan diantaranya motif turih oncom, merak ngibing, rereng apel, dan kawung ece. Motif-motif ini kemudian dimodifikasi dan lahirlah motif-motif baru seperti lereng eneng, lereng udang, suliga ukel, sintung, cupat manggu, siku seling, kumeli bunga, adumanis, patah tebu, rereng calung, barong kembang, sidomukti, limar, cakra, ayakan, angkin, dan sebagainya. Batik garutan sudah menjadi barang souvenir sejak jaman Belanda. Dalam buku Garoet, En Omstreken yang terbit tahun 1922, disebutkan bahwa salah satu yang dapat dibawa" pulang oleh turis atau para pelancong dari Garut sebagai oleh-oleh adalah kain Batik. Maklum, buku itu memang ditulis sebagai buku petunjuk perjalanan wisata yang diperuntukan bagi turis-turis asing.

Batik Tasikmalaya
 Batik Tasikan, Batik Karajinan (Wurug), Batik Sukaraja/Sukapura (Batik tulis khas tasikmalaya)
Warna dasar kain merah, kuning, ungu, biru, hijau, orange dan soga. Dan warnanya cerah namun tetap klasik dengan dominasi biru. Batik Sukapura : berciri khas warna merah, hitam, coklat.
Motifnya kental dengan nuansa Parahyangan seperti bunga anggrek dan burung, selain itu ada juga motif Merak-ngibing, Cala-culu, Pisang-bali, Sapujagat, Awi Ngarambat.
Batik Tasik memiliki kekhususan tersendiri yaitu bermotif alam, flora, dan fauna. Batik Tasik hampir sama dengan Batik Garut hanya berbeda dari warna, Batik Tasik lebih terang warnanya.

Batik Ciamisan, Ciamis
CIAMIS Seperti halnya Tasikmalaya dan Garut memiliki tradisi turun temurun dalam sejarah kerajinan batik. Adanya yang menyebutnya sudah ada sejak Kerajaan Galuh berjaya. Tapi, yang pasti, ini sudah berlangsung sejak beberapa abad silam.
Cita rasa batik Ciamis lebih sederhana dari batik garutan dan tasikan. Warna hitam dan putih begitu menonjol dengan paduan hitam dan coklat (saga). Pilihan motif daun dan parang rusak menjadi pilihan utama. Ada yang menyebutnya batik ciamisan ini sebagai batik sarian dengan corak tidak terlalu ramai, simpel, namun elegan.
Batik ciamisan yang tampil sederhana tapi penuh wibawa tersebut sejalan dengan kiblat tradisi batik tulis di Ciamis lebih mengadopsi tradisi batik Yogkarta. Latar belakang sejarah kebesaran Kerajaan Galuh dan Keraton Yogja menjadi pemadu tradisi kedua daerah yang berjauhan ini. Makanya jangan heran kalau batik tulis ciamisan lebih berkesan menak dengan dua motif utama yakni motif rereng eneng untuk bahan dasar baju dan motif rereng seno yang biasa digunakan untuk samping atau kain.